
Kita semua pasti ingin menjadi orang yang disukai. Tapi, para manajer yang menghabiskan waktu terlalu banyak untuk
menjadi populer dan akrab dengan anggota tim mereka, bisa menuai malapetaka.
Sebuah riset yang dilakukan lembaga konsultasi manajemen Hay Group menyimpulkan, para manajer yang menempatkan
terlalu banyak perhatian dalam hubungan dengan tim, berrisiko pada rusaknya produktivitas dan kinerja.
Studi dilakukan atas 20 tim kepemimpinan eksekutif pada perusahaan-perusahaan Fortune 500. Analisis difokuskan pada
nilai-nilai yang dipegang oleh pimpinan tim dan anggotanya, dan pengaruh mereka terhadap kinerja tim.
Ditemukan bahwa tim-tim yang anggota-anggotanya saling bergantung dan bekerja berdasarkan tujuan bersama cenderung
perform dengan lebih efektif.
Kebalikannya, tim-tim yang tak lebih sebagai sekumpulan individu-individu menghasilkan kinerja yang lebih lemah, meskipun
anggota-anggotanya terdiri orang-orang yang berbakat atau berpengalaman.
Tim eksekutif yang menunjukkan kinerja tinggi lebih cenderung menjunjung nilai-nilai pada "manusianya" dan hubunganhubungan
(antaranggota) dalam tim.
Disimpulkan juga satu hal yang menurut Hay sangat krusial, yakni para pemimpin yang diposisikan pada tingkat-tingkat
afiliasi yang tinggi, cenderung kurang bisa menciptakan tim yang efektivitasnya tinggi.
Eksekutif-eksekutif yang afiliasinya terlalu tinggi gagal untuk mengindari favoritisme dan kecil kecenderungannya untuk
membuat keputusan-keputusan yang tidak populer, demikian pendapat dari hasil riset itu.
Mereka juga lebih kecil kecenderungannya untuk mengeluarkan orang dari tim yang sebenarnya sudah berukuran optimal.
Atau, mencegah perilaku yang tidak cukup kondusif bagi penyelesaian tugas atau pencapain hasil.
Mencoba mengkait-kaitkan dengan momen Valentine saat ini, Associate Director pada Hay Group Chris Watkin mengatakan,
"Pesan bagi para pemimpin bisnis senior: jangan berlebihan dalam cinta."
"Riset kami memperlihatkan bahwa terlalu banyak menekankan pada hubungan-hubungan dan popularitas bisa merusak
produktivitas tim," tambah dia. Diingatkan juga, terlalu banyak afiliasi di tingkat tinggi akan menguragi efektivitas.
"Para pemimpin menjadi terlalu sibuk me-maintain popularitas dan hubungan-hubungan yang baik, dan gagal melihat adanya
kinerja yang rendah, juga gagal membuat keputusan-keputusan yang tepat," ujar dia.
Akhirnya, Watkin menyarankan, "Untuk memaksimalkan kinerja, para pemimpin harus bertanya pada diri mereka sendiri,
apakah hubungan-hubungan (yang) saya (ciptakan) mendukung tercapainya, atau justru membelokkan, tujuan tim?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar